Di era digital yang serba cepat, fenomena sosial baru bermunculan akibat perkembangan teknologi dan media sosial. Salah satu fenomena yang banyak dialami anak muda adalah FOMO (Fear of Missing Out), yakni rasa takut ketinggalan informasi, tren, atau pengalaman yang sedang populer. FOMO membuat seseorang merasa harus selalu terhubung dengan dunia maya agar tidak tertinggal dari apa yang dilakukan teman, komunitas, atau orang lain yang mereka ikuti.
Apa Itu FOMO?
FOMO adalah kondisi psikologis ketika seseorang merasa cemas atau khawatir karena tidak ikut serta dalam suatu kegiatan atau tidak mengetahui informasi terkini. Istilah ini semakin populer sejak media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Anak muda sering kali membandingkan kehidupannya dengan orang lain, sehingga muncul rasa takut dianggap “tidak update” atau “kurang gaul”.
Penyebab FOMO pada Anak Muda
- Pengaruh Media Sosial
Media sosial menampilkan kehidupan orang lain secara instan, sering kali hanya sisi terbaiknya. Melihat teman berlibur, menghadiri konser, atau mencoba tren baru dapat memicu rasa iri dan takut ketinggalan.
- Budaya Serba Cepat
Perkembangan teknologi membuat informasi menyebar dengan cepat. Anak muda merasa harus segera tahu agar bisa ikut dalam percakapan yang sedang tren.
- Tekanan Sosial
Dalam lingkungan pertemanan, ada dorongan untuk selalu hadir dalam kegiatan tertentu, tidak ikut bisa menimbulkan rasa terisolasi.
- Kebutuhan Akan Pengakuan
Generasi digital sangat akrab dengan validasi sosial berupa likes, komentar, dan views. Hal ini membuat mereka ingin selalu terlihat aktif dan up-to-date.
Dampak FOMO Terhadap Kehidupan Anak
- Kesehatan Mental
FOMO dapat menimbulkan stres, kecemasan, hingga depresi karena seseorang merasa kehidupannya tidak sebaik orang lain.
- Kehilangan Fokus
Terlalu sering mengecek notifikasi atau media sosial membuat anak muda sulit fokus pada aktivitas penting seperti belajar atau bekerja.
- Hubungan Sosial yang Dangkal
Interaksi lebih banyak dilakukan secara daring, sementara hubungan tatap muka menjadi berkurang.
- Konsumtif dan Boros
FOMO juga dapat mendorong perilaku konsumtif, misalnya membeli barang atau ikut tren hanya agar tidak merasa ketinggalan.
Cara Mengatasi FOMO
- Digital Detox
Mengurangi waktu penggunaan media sosial secara bertahap dapat membantu menenangkan pikiran.
- Mindfulness
Belajar untuk hadir pada momen sekarang tanpa terlalu membandingkan diri dengan orang lain. - Menghargai Diri Sendiri
Menyadari bahwa kebahagiaan tidak harus selalu sama dengan orang lain adalah langkah penting mengatasi FOMO.
- Memilih Informasi dengan Bijak
Tidak semua hal yang trending perlu diikuti. Fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi diri sendiri.
- Menguatkan Hubungan Nyata
Menjalin interaksi langsung dengan keluarga atau teman terdekat bisa membantu mengurangi rasa kesepian yang sering dipicu FOMO. WH.