Kehidupan modern dipenuhi dengan kecepatan dan kemudahan, segala sesuatu dapat diperoleh dalam sekejap: makanan dapat diperoleh melalui aplikasi, berita dapat muncul dalam hitungan detik, dan popularitas dapat diperoleh melalui satu unggahan viral. Budaya baru, budaya instan, mengutamakan hasil cepat daripada proses lama.
Budaya Instan Dan Pola Pikir Baru
Meskipun teknologi dimaksudkan untuk membantu manusia, banyak orang sekarang terlalu bergantung padanya. Generasi muda dibesarkan dalam kebiasaan yang serba cepat, di mana kesuksesan diukur dari hasil cepat, bukan dari waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya. Banyak siswa di sekolah hanya mencari jawaban di internet tanpa memahami artinya. Sebagian orang ingin berhasil di dunia kerja tanpa mau memulai dari bawah.
Media Sosial Dan Ilusi Keberhasilan
Budaya instan ini diperkuat oleh media sosial, fokus platform digital adalah konten viral, bukan prosesnya. Seseorang dapat menjadi terkenal dalam semalam, dan ini menunjukkan bahwa usaha panjang tidak diperlukan untuk sukses. Banyak orang lupa bahwa di balik setiap keberhasilan besar selalu ada waktu, kegagalan, dan pembelajaran yang tidak terlihat.
Hilangnya Nilai Proses Dan Ketahanan Diri
Mereka yang dibesarkan dalam budaya yang terlalu instan cenderung cepat bosan dan menyerah. Proses yang memakan waktu dianggap tidak efisien dan lambat. Proses mengajarkan seseorang untuk menjadi tangguh, sabar, dan disiplin tanpa proses, hasilnya lebih lemah dan mudah hilang.
Banyak orang langsung merasa gagal ketika hasil tidak datang secepat yang diharapkan. Karena mereka tidak terbiasa dengan proses yang panjang dan kegagalan, inilah salah satu faktor yang menyebabkan stres dan ketidakstabilan emosi yang lebih tinggi di kalangan remaja.
Dampak Di Dunia Pendidikan Dan Kerja
Budaya instan dalam pendidikan menyebabkan siswa lebih cenderung mencari jalan pintas, tugas dilakukan melalui AI, artikel diambil dari internet tanpa membaca, dan penelitian dianggap hanya formalitas. Di dunia profesional, ini tercermin dari kurangnya komitmen dan keinginan untuk belajar. Banyak orang ingin menjadi lebih baik tanpa meningkatkan kemampuan mereka.
Budaya ini dapat merusak sumber daya manusia jika dibiarkan. Sebuah negara tidak akan maju jika penduduknya hanya terbiasa mengonsumsi hasil daripada membuat proses.
Mengembalikan Makna Proses
ntuk melawan budaya instan, orang harus kembali ke nilai proses dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah dan kampus harus menekankan bahwa konsistensi dan kerja sama sangat penting. Orang tua memiliki peran besar dalam memberikan contoh kesabaran dan kerja keras.
Selain itu, media harus lebih berhati-hati saat menceritakan kisah sukses, agar generasi muda memahami bahwa hasil tidak pernah datang tiba-tiba, seharusnya lebih banyak cerita tentang perjuangan, kegagalan, dan perjalanan diangkat.
WH.