Setiap pergantian musim, terutama ketika cuaca dari panas menuju hujan atau sebaliknya, sering diikuti oleh lonjakan kasus penyakit. Fenomena ini dikenal sebagai penyakit musiman, yang mencakup flu, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), demam berdarah, diare, hingga penyakit kulit. Masyarakat menyadari pola ini: ketika musim hujan datang, rumah sakit dipenuhi pasien dengan gejala batuk, pilek, demam, dan mual.
Faktor Lingkungan yang Memicu Penyakit Musiman
- Perubahan Suhu dan Kelembapan
 
Perubahan cuaca yang drastis membuat sistem imun tubuh rentan. Suhu dingin atau lembap memudahkan virus dan bakteri berkembang, sementara tubuh manusia memerlukan energi lebih untuk mempertahankan kestabilan suhu internal.
- Peningkatan Populasi Vektor Penyakit
 
Hujan menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk, khususnya Aedes aegypti, penyebar demam berdarah. Fenomena serupa terjadi pada tikus dan serangga lain yang bisa menularkan penyakit saat lingkungan terganggu.
- Polusi Udara dan Debu
 
Pada musim kemarau atau peralihan musim, debu, asap kendaraan, dan polusi meningkat. Hal ini memicu gangguan pernapasan dan mempermudah penyebaran virus melalui droplet, terutama di kota besar.
Perilaku Manusia yang Berkontribusi
Selain faktor alam, perilaku manusia turut mempercepat penyebaran penyakit musiman:
- Kurangnya Kebersihan Lingkungan: Genangan air, sampah, dan drainase yang buruk meningkatkan risiko infeksi.
 - Kerumunan dan Mobilitas Tinggi: Pergantian musim sering bersamaan dengan kegiatan sosial atau sekolah, meningkatkan interaksi antar-orang.
 - Pola Makan dan Aktivitas Fisik: Nutrisi rendah dan kelelahan mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit.
 
Pencegahan yang Efektif
Mencegah penyakit musiman memerlukan kombinasi perlindungan diri dan lingkungan:
- Hidup Bersih dan Higienis
 
Rajin mencuci tangan, menjaga ventilasi rumah, dan mengelola sampah dapat menurunkan risiko infeksi.
- Vaksinasi dan Imunisasi
 
Vaksin flu, demam berdarah, dan imunisasi rutin membantu tubuh melawan penyakit musiman sebelum terinfeksi.
- Pola Hidup Sehat
 
Asupan gizi seimbang, tidur cukup, dan olahraga ringan meningkatkan daya tahan tubuh.
- Pengelolaan Lingkungan
 
Membersihkan genangan air, memperbaiki drainase, dan menggunakan obat nyamuk atau kelambu dapat mengurangi populasi vektor penyakit.
Fenomena musim sakit muncul karena kombinasi faktor alam dan perilaku manusia. Pergantian cuaca memengaruhi sistem imun tubuh, sekaligus meningkatkan aktivitas virus, bakteri, dan vektor penyakit. Dengan kesadaran akan kebersihan, pola hidup sehat, dan pencegahan dini, lonjakan penyakit musiman dapat diminimalkan.
Masyarakat perlu memahami bahwa meningkatnya penyakit di musim pancaroba bukan hal yang tak terelakkan, melainkan sinyal untuk memperkuat daya tahan tubuh dan menjaga lingkungan agar tetap sehat. Karena kesehatan bukan sekadar urusan individu, tetapi refleksi dari lingkungan dan pola hidup yang dijalani bersama. WH.
    	
		    