Dalam beberapa tahun terakhir, matcha latte semakin populer di kalangan mahasiswa. Minuman berwarna hijau khas Jepang ini kini tidak hanya ditemukan di kafe-kafe modern, tetapi juga di kantin kampus hingga warung kopi sederhana. Fenomena ini menunjukkan bahwa matcha latte bukan sekadar minuman, melainkan bagian dari gaya hidup mahasiswa masa kini. Lalu, apa yang membuat matcha latte begitu digemari? Apakah hanya tren semata, atau memang ada kaitannya dengan kesehatan?
Matcha Latte dan Gaya Hidup Mahasiswa
Mahasiswa dikenal dengan aktivitas yang padat: kuliah, organisasi, tugas, hingga kerja sambilan. Semua itu membutuhkan energi, fokus, dan semangat yang terjaga. Jika dulu kopi menjadi minuman wajib untuk begadang, kini matcha latte hadir sebagai alternatif yang lebih “sehat” sekaligus estetik.
Di media sosial, matcha latte sering muncul dalam unggahan mahasiswa yang sedang belajar di kafe. Warna hijaunya yang khas dianggap fotogenik, menambah kesan estetik saat dipajang di Instagram atau TikTok. Hal ini membuat matcha latte bukan hanya soal rasa, tetapi juga simbol identitas anak muda yang ingin terlihat produktif, modern, sekaligus peduli kesehatan.
Kandungan dan Manfaat Kesehatan Matcha
Matcha berbeda dari teh hijau biasa karena dibuat dari daun teh hijau yang ditumbuk halus. Hal ini membuat seluruh nutrisi daun ikut larut saat diminum. Beberapa manfaat kesehatan yang membuat mahasiswa memilih matcha antara lain:
- Energi Lebih Stabil – Matcha mengandung kafein, tetapi dalam kadar lebih rendah dibanding kopi. Kafein dalam matcha juga dipadu dengan L-theanine, asam amino yang membantu tubuh merasa rileks namun tetap fokus. Hasilnya, energi bertahan lebih lama tanpa rasa “gemetar” seperti setelah minum kopi.
- Meningkatkan Konsentrasi – L-theanine membantu otak tetap tenang, sehingga cocok bagi mahasiswa yang harus membaca atau mengerjakan tugas dalam waktu lama.
- Kaya Antioksidan – Matcha mengandung katekin yang membantu melawan radikal bebas, meningkatkan sistem imun, dan menjaga kesehatan tubuh.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan – Kandungan serat alami pada matcha dapat membantu menjaga metabolisme tetap seimbang.
Antara Trend dan Realita
Meski banyak manfaatnya, tidak bisa dipungkiri bahwa popularitas matcha latte juga didorong oleh tren. Kafe-kafe berlomba membuat menu matcha dengan berbagai variasi: matcha latte boba, matcha caramel, hingga matcha dengan campuran susu nabati. Rasanya lebih manis dan creamy, sehingga menarik bagi mahasiswa yang belum terbiasa dengan rasa asli matcha yang agak pahit.
Namun, tren ini juga menimbulkan dilemma, matcha latte yang ditambahkan gula dan krimer berlebihan justru dapat mengurangi manfaat sehatnya. Akibatnya, matcha lebih dilihat sebagai minuman kekinian ketimbang ramuan kesehatan.
Matcha Latte sebagai Bagian dari Kehidupan Mahasiswa
Bagi mahasiswa, minuman ini kini bukan hanya pengganti kopi, tetapi juga “teman belajar” yang memberi semangat. Banyak yang menjadikan matcha latte sebagai pilihan saat nongkrong di kafe, rapat organisasi, bahkan saat begadang mengerjakan skripsi.
Dengan harganya yang relatif terjangkau, matcha latte bisa diakses hampir semua kalangan mahasiswa. Selain itu, kehadirannya memberi opsi baru bagi mereka yang ingin tetap fokus belajar, tetapi ingin menghindari efek samping kopi.
Tren matcha latte di kalangan mahasiswa mencerminkan bagaimana gaya hidup dan kesehatan saling berkaitan. Di satu sisi, matcha latte adalah simbol identitas generasi muda yang produktif, estetik, dan modern. Di sisi lain, minuman ini memang memiliki manfaat nyata bagi tubuh, terutama dalam menjaga fokus, energi, dan kesehatan.
Namun, mahasiswa tetap perlu bijak matcha latte akan memberi manfaat maksimal jika dikonsumsi dalam bentuk sederhana tanpa tambahan gula berlebihan. Pada akhirnya, tren ini bisa menjadi kebiasaan positif apabila mahasiswa menjadikannya bukan sekadar gaya hidup, tetapi juga bagian dari upaya menjaga kesehatan.