Bahasa adalah alat komunikasi yang terus berkembang seiring perubahan zaman. Salah satu fenomena yang kini sering dijumpai adalah campur kode, yaitu penggunaan dua atau lebih bahasa dalam satu tuturan. Fenomena ini terjadi ketika penutur menyisipkan unsur bahasa lain kata, frasa, atau klausa ke dalam bahasa utama yang digunakan. Dalam kehidupan modern, campur kode menjadi bagian wajar dari percakapan, terutama di kalangan muda dan masyarakat perkotaan.
Kemunculan campur kode dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah globalisasi dan perkembangan teknologi informasi. Paparan terhadap media sosial, film, musik, dan internet membuat banyak istilah asing masuk ke dalam keseharian masyarakat. Ucapan seperti “Aku lagi meeting sama client” atau “Nanti aku update kabarnya” menjadi contoh nyata bagaimana bahasa asing bercampur dengan bahasa Indonesia. Penggunaan semacam ini sering dianggap lebih keren, praktis, dan mengikuti tren global.
Selain itu, situasi sosial dan konteks komunikasi juga memengaruhi munculnya campur kode. Dalam lingkungan profesional, penggunaan istilah asing sering dianggap lebih tepat karena padanannya tidak selalu tersedia dalam bahasa Indonesia. Di sisi lain, anak muda menggunakan campur kode sebagai bentuk ekspresi diri dan simbol keakraban dalam kelompoknya. Dengan demikian, campur kode bukan hanya soal bahasa, tetapi juga mencerminkan identitas sosial dan budaya penuturnya.
Namun, fenomena ini memiliki dua sisi. Di satu sisi, campur kode menunjukkan dinamika dan kreativitas berbahasa, menandakan bahwa bahasa Indonesia mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Di sisi lain, jika digunakan secara berlebihan, campur kode bisa mengaburkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Bahkan, muncul kecenderungan menganggap bahasa asing lebih bergengsi daripada bahasa Indonesia, yang berpotensi mengikis kebanggaan terhadap bahasa nasional.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk bijak dalam menggunakan campur kode. Dalam konteks formal, penggunaan bahasa Indonesia yang baku tetap harus dijaga, sementara di situasi santai, campur kode bisa menjadi bentuk komunikasi yang wajar. Pendidikan bahasa juga berperan penting dalam menanamkan kesadaran berbahasa yang seimbang membuka diri terhadap bahasa asing tanpa kehilangan jati diri kebahasaan.
Secara keseluruhan, fenomena campur kode mencerminkan perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat modern. Bahasa terus berkembang mengikuti kebutuhan penuturnya, namun pelestarian bahasa Indonesia harus tetap diutamakan. Dengan menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan kebanggaan terhadap bahasa sendiri, kita turut mempertahankan identitas bangsa di tengah arus globalisasi.
