Akhir-akhir ini Media sosial sedang tidak asing dengan balita yang sangat aktif dalam penggunaan bahasa baku. Sabrina atau yang sering disapa Lala tidak seperti balita pada umumnya, Lala yang dalam kesehariannya kerap menggunakan bahasa yang baku, kebiasaan Lala dituai karena “kebiasaan” orang tuanya yang menggunakan bahasa baku dalam interaksi sehari-hari dengan Lala. Hal ini menandakan bahwasanya perkembangan bahasa pada anak dimulai sejak dini dari perkembangan kata dan kalimat.
Dalam beberapa kasus, sebagian kecil anak dapat mengalami hambatan atau gangguan dalam berbahasa. Yang dimaksud dengan gangguan bicara dan bahasa adalah terjadinya gangguan atau keterlambatan pada anak dalam berbicara yang tidak sesuai dengan tahapan dengan perkembangan di usianya. Dengan demikian perkembangan bahasa pada anak sangat penting untuk diperhatikan oleh orang tua.
Umumnya anak usia dini mulai dapat berkomunikasi dengan beberapa patah kata pada umur dua tahun, di fase ketika anak mulai belajar berbicara, tingkat kecerdasan anak akan terlihat dari celotehan-celotehan yang beraneka ragam. Hal ini menunjukan seberapa besar daya ingat anak dalam mengingat kosa kata yang ia dengarkan. Tentu saja dalam hal ini peran orang tua sangatlah penting untuk dapat menstimulan agar anak dapat cepat berbicara.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk melatih anak berbicara antara lain sebagai berikut :
Bernyanyi dengan irama dan gerakan, menghubungkan bahasa dengan gerakan dapat memudahkan anak untuk mengingat dan memahami setiap apa yang didengar dan dilihatnya.
Melakukan pengulangan, pengulangan kata bisa menjadi faktor dalam mengembangan keterampilan berbahas pada anak. Selain itu, memori pada anak akan lebih mudah untuk mengingat hal yang didengarnya secara berulang.
Berbicara tentang sesuatu yang sedang dilakukan, hal ini sangat bermanfaat untuk membantu anak mengenali berbagai kegiatan yang sedang dilakukan dan bahasa yang digunakan untuk lingkungan sekitar.
Melatih anak untuk melakukan pilihan, hal ini dapat dilakukan orang tua untuk melatih kata dalam berbahasa serta ingatan pada anak. Seperti menunjukan dua hal penamaan kepada anak, misalnya : “mau roti atau susu”. Hal ini dapat membuat anak lebih memahami konsep dan pilihan terhadap apa yang mereka inginkan.
Memberikan kesempatan pada anak, pada situasi tertentu anak memerlukan waktu untuk memproses dan menyerap apa yang dikatakan oleh orang sekitar. Dengan begitu beri anak kesempatan untuk dapat memproses dan merespon.
Memperbaiki kesalahan berbahasa, mungkin sangat sering orang tua menyebutkan kosa kata yang benar ketika berinteraksi dengan anak, misalnya menyebut kata “susu” dengan “cucu” dan lain sebagainya. Lalukanlah pengucapan kata dan tata bahasa yang benar, karena bisa jadi anak akan terbiasa dengan kosa kata yang tidak sesuai.
Kontak mata dan gerakan mulut, kontak mata dapat membantu seseorang dalam berkomunikasi. Orang tua dapat menggunakan kontak mata dan gerakan mulut ketika berbicara agar anak dapat benar-benar memperhatikan gerakan mulut saat orang lain berbicara dan dapat menirukannya.
Biasanya anak usia dini sudah bisa belajara mengeksplorasi kata dengan melihat objek yang dilihat, di usia ini juga anak mampu beljara membentuk kalimat sederhana dan tertarik untuk menirukan bahasa-bahasa yang ia dengan dari sekelilingnya. SC