Abu ‘Ali al Huseyn bin Abdullah bin Hassan Ali bin Sina atau yang sering dikenal dengan Ibnu Sina intelektual muslim yang mendapatkan gelar akademik, lahir di Afshana yang terletak dekat dengan Bukhara di kawasan Asia Tengah pada tahun 370 H bertepatan dengan tahun 980 M.
Ibnu Sina memulai pendidikannya pada usia lima tahun di kota kelahirannya Bukhara, hal yang pertama kali dipelajari oleh Ibnu Sina adalah membaca Alqur’an , dan mempelajari ilmu-ilmu agama islam seperti ilmu tafsir, fiqh, ushulludin dan lainnya. Karena ketekunan Ibnu Sina dalam belajar ia berhasil menghafal Al-Qur’an dan cabang ilmu keislaman pada usia yang belum genap 10 tahun.
Selain ilmu-ilmu keislaman Ibnu Sina secara otodidak mempelajari ilmu kedoteran secara mendalam, hingga menjadi dokter terknal dizamannya. Tidak hanya ilmu agama, kedokteran, Ibu Sina juga aktif dalam kegiatan politik dan gemar dalam menulis serta menyusun buku-buku filsafat dan beberapa karyanya tulisnya seperti Asy-Syifa, An-Najabdan masih banyak lagi. Buku karangan Ibnu Sina meliputi hampir seluruh cabang ilmu pengetahuan antara lain ilmu kedoteran, filsafat, ilmu jiwa, fisika, logika, politik, dan sastra arab. Sejak kecil Ibnu Sina dikenal sebagai anak yang gemar dalam menuntut ilmu, membaca buku, dan mempelajari hal-hal secara mendalam. Ada konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ibnu Sina, Antara lain sebagai berikut:
Tujuan Pendidikan
Menurut Ibnu Sina, tujuan pendidikan harus ditetapkan sesuai dengan cabang keilmuannya diantara seperti perkembangan fisik, intelektual, dan budi pekerti. Pendidikan yang bersifat jasmani tujuan pendidikan harus memperhatikan pembinaan fisik dan segala yang berkaitan dengan perkembangan jasmani. Selain itu untuk pendidikan budi pekerti diharapkan seorang anak dapat memiliki kesopanan serta akhlak yang mulia dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari. Ibnu Sina memniliki pandangan tentang tujuan pendidikan yang bersifat hierarkis-struktual.
Kurikulum Dalam Konsep Ibnu Sina
Pandangan Ibnu Sina mengenai kurikulum adalah kurikulum harus didasari pada tingkat perkembangan usia anak yang dikelompokan dari berbagai rentang usia seperti usia 3-5 tahun yang kerap berhubungan dengan mata pelajaran kesehatan jasmani, budi pekerti dan kesenian. Usia 6-14 tahun yang berfokus pada pelajaran membaca, menghafal Al-Qur’an, pelajaran agama dan syair. Memasuki usia 14 tahun ke atas Ibnu Sina berpendapat bahwa usia tersebut anak harus diarahkan pada minat serta bakatnya yang akan menuai pertimbangan kesiapan kompetensi anak.
Metode Pengajaran
Ibnu Sina dalam menerapkan metode pelajaran terpatok pada sikologis setiap anak, pertimbangan psikologis sangat mempengaruhi daya tanggap anak. Menurut Ibnu Sina tidak cukup menerapkan satu metode dalam mengajar macam-macam anak didik melainkan harus dicapai sesuai dengan psikologi anak. Metode yang ditawarkan Ibnu Sina seperti talqin, demonstrasi, pembiasaan dan teladan diskusi, magang dan penugasan.
Peran Guru
Menurut Ibnu Sina guru yang baik adalah guru yang cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dan tanggap dalam mendidik anak, berpenampilan tanang, jauh dari berolok-olok dan main di hadapan murid, tidak bermuka masam, berakhlak baik, bersih, suci murni. Ibnu Sina juga mberpendapat bahwa seorang guru sebaiknya dari kaum pria yang terhormat yang menonjolkan sikap yang telah disebutkan sebelumnya. SC