Menstruasi adalah proses alami yang dialami setiap remaja perempuan saat memasuki masa pubertas. Proses ini terjadi secara rutin setiap bulan, dengan durasi sekitar 4–6 hari, dan merupakan bagian dari siklus menstruasi yang rata-rata berlangsung selama 28 hari. Meski umum terjadi, banyak perempuan yang belum sepenuhnya memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh mereka selama masa ini. Padahal, mengetahui fase-fase menstruasi sangat penting, baik untuk perencanaan kehamilan, menjaga kesehatan hormonal, hingga mengurangi rasa nyeri atau ketidaknyamanan menjelang haid.
Berikut adalah empat fase penting dalam siklus menstruasi yang perlu kamu ketahui:
1. Fase Menstruasi
Ini adalah tahap awal siklus, dimulai dari hari pertama haid. Pada fase ini, lapisan dinding rahim (endometrium) yang tidak dibuahi akan luruh dan keluar melalui vagina. Inilah yang menyebabkan perdarahan menstruasi. Biasanya, fase ini berlangsung 4–6 hari dan sering disertai gejala seperti nyeri perut bagian bawah atau punggung karena kontraksi rahim.
2. Fase Folikular
Fase ini dimulai bersamaan dengan fase menstruasi dan berakhir saat ovulasi tiba. Dalam fase ini, ovarium mulai membentuk folikel yang berisi calon sel telur. Hormon estrogen meningkat dan membantu menebalkan dinding rahim sebagai persiapan kehamilan. Fase ini bisa berlangsung hingga hari ke-10 dalam siklus menstruasi.
3. Fase Ovulasi
Sekitar pertengahan siklus, sel telur yang matang dilepaskan dari ovarium. Inilah saat paling subur bagi perempuan, karena sel telur siap dibuahi oleh sperma. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mati dalam 24 jam dan diserap kembali oleh tubuh.
4. Fase Luteal
Setelah ovulasi, folikel yang pecah membentuk korpus luteum yang memproduksi hormon progesteron. Hormon ini membantu mempertahankan ketebalan dinding rahim jika terjadi kehamilan. Jika tidak ada pembuahan, kadar hormon akan menurun dan tubuh bersiap memasuki menstruasi berikutnya. Di fase ini, gejala pramenstruasi (PMS) seperti nyeri payudara, jerawat, lemas, atau perubahan suasana hati kerap muncul.
Siklus ini akan terus berulang dari masa pubertas hingga menopause. Memahami proses ini dapat membantu perempuan lebih peduli terhadap tubuhnya dan mengambil langkah tepat untuk menjaga kesehatannya.
Volume Darah dan Cara Atasi Nyeri Saat Menstruasi
Saat menstruasi, tubuh perempuan mengeluarkan darah melalui vagina dengan volume rata-rata sekitar 30 hingga 70 mililiter. Namun, jumlah ini bisa lebih banyak pada sebagian wanita. Umumnya, darah keluar paling banyak di hari pertama dan kedua haid.
Selain perdarahan, gejala umum yang sering muncul adalah nyeri atau kram perut bagian bawah. Hal ini normal terjadi karena rahim berkontraksi untuk meluruhkan lapisan dindingnya. Meski terasa mengganggu, ada beberapa cara mudah untuk meredakan nyeri saat menstruasi, yaitu:
- Kompres hangat pada perut
Mengompres perut dengan air hangat bisa membantu meredakan rasa sakit dan membuat tubuh lebih rileks. - Olahraga ringan
Aktivitas ringan seperti jalan kaki atau bersepeda bisa membantu memperlancar aliran darah dan mengurangi kram. - Pijat perut bagian bawah
Pijatan lembut di sekitar perut bawah bisa membantu meredakan ketegangan otot. - Minum obat pereda nyeri
Obat seperti paracetamol aman digunakan untuk meredakan nyeri haid jika dibutuhkan. - Latihan relaksasi
Yoga dan meditasi membantu mengurangi stres serta memperbaiki suasana hati selama menstruasi. - Hindari kafein dan alkohol
Minuman ini bisa memicu kram lebih parah dan memperburuk suasana hati, jadi sebaiknya dihindari saat haid.
Dengan mengenal kondisi tubuh saat menstruasi dan menerapkan langkah-langkah sederhana di atas, kamu bisa tetap nyaman menjalani aktivitas sehari-hari meski sedang haid. TA