Selasa, Juli 1, 2025
- Pendidikan Masa Depan
  • Beranda
  • Pendidikan
  • Teknologi
  • Ragam
  • Ecommerce
No Result
View All Result
- Pendidikan Masa Depan
  • Beranda
  • Pendidikan
  • Teknologi
  • Ragam
  • Ecommerce
- Pendidikan Masa Depan
No Result
View All Result

Kesatuan Etika, Logika dan Seni Berbahasa

Suci Khairani by Suci Khairani
13 Agustus 2022
in Education
0
Kesatuan Etika, Logika dan Seni Berbahasa
0
SHARES
148
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Siapa yang tidak pernah menyaksikan seseorang berbicara pada khalayak umum? Pastinya semua orang pernah melihat, mendengar dan memperhatikan seseorang bicara, baik dalam pertunjukan sebuah acara, televisi, bahkan pada saat mendengarkan siaran radio. Pembicara handal tidak begitu saja terbentuk, ada keinginan, dorongan, serta kompetensi yang menjadi dasar untuk seseorang dapat menjadi pembicara handal.

Ada beberapa faktor yang dapat membangun kompetensi seseorang agar mahir dalam berbahasa, antara lain sebagai berikut.

Selarasnya Pemikiran dan Perasaan

Sebelum menjadi pembicara dan menyampaikan isi pembicaraan sesuai topik, ada baiknya seorang pembicara harus memahami terlebih dahulu bahwa berbicara merupakan “sinkroninasasi antara pikiran dan perasaan”. Jika seseorang hanya dapat berbicara  tanpa disertai perasaan, maka kerap menjadi permasalahan baik bagi para pendengar maupun orang yang akan diajak berbicara. Begitupun sebaliknya jika seseorang hanya dapat berbicara hanya dengan menggunakan perasaan tanpa disertai dengan pemikiran akan juga menjadi permasalahan baik bagi para pendengar atau lawan bicara. Untuk itu bebicara adalah seni dalam mengelola pikiran dan rasa, kedua hal tersebut terkadang luput untuk kita sadari padahal kedudukan pikiran merupakan sisi dari rasionalitas sedangkan rasa merupakan sisi emosional dan dimiliki oleh setiap orang. Terkadang yang kerap menjadi permasalahan adalah ketika seseorang harus menyampaikan perkataaan yang tidak sesuai dengan perasaan, hal yang bertolak belakang kerap menjadi sesuatu yang harus dipertimbangkan.

Kesatuan Etika, Logika, dan Estetika

Kesatuan Etika, Logika, dan Estetika merupakan bentuk perpaduan didalam seni berbicara. Seorang pembicara yang handal harus memperhatikan etika dalam sikap, perkataan, dan penyampaian kata-kata sesuai dengan topik yang disampaikan. Etika merupakan sebuah sifat ketentuan serta kebenaran yang harus dijunjung dalam berbicara.

Selanjutnya logika yang berarti cenderung pada pemikiran atau akal, seseorang yang hendak menjadi pembicara harus benar-benar menggunakan logika terhadap apa yang ingin disampaikan. Hal yang ingin disampaikan hendaknya harus berprinsip logis. Ketika berbicara, seorang juga harus bersifat logis dengan mejuru pada hal-hal fakta yang terlihat dengan adanya bukti yang masuk akal. Dengan memperhatikan kelogisan dalam berbicara akan membuat lawan bicara atau pendengar lebih yakin dengan apa yang akan disampaikan.

Selin itu estetika yang berumakan seni dalam berbicara, estetik tidak hanya dapat dinikmati oleh indera penglihatan tetapi juga dapat didengar dan dirasakan. Hal ini berpengaruh pada kata-kata dan diksi yang disampaikan oleh pembicara. Tidak hanya estetik tetapi diharapkan pendengar dapat memahami tujuan atau isi dari pembicaraan. Dengan demikian penting bagi pembicara memperhatikan kata-kata, artikulasi, gaya bahasa, dan sikap ketika menjadi pembicara.

Memperhatikan Prinsip Berbicara

Setiap orang pasti memiliki ragam pembawaan yang berbeda dalam berbicara, baik dari sikap, karakter, gaya berbahasa, mimik wajah dan sebagainya. Terdapat juga prinsip dalam berbicara yakni sebagai berikut :

  • Prinsip Efektivitas, seseorang dapat berbicara sesuai dengan kebutuhan atau langsung pada poin pembicaraan.
  • Prinsip Kecermatan, seseorang dapat dengan cermat menyampaikan sebuah informasi atau perkataan. Cermat sering diartikan dengan teliti.
  • Prinsip Kreativitas, prinsip ini dapat dilihat dengan gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan isi dari pembicaraan. Prinsip ini mengandung unsur kebaruan, kekuatan dan kelincahan pembicara dalam menyampaikan informasi.
  • Prinsip Kebenaran, prinsip ini mengacu pada informasi yang disampaikan adalah kebenaran bukan sebaliknya. SC
Tags: Bahasaestetikaetikalogikapembicaraseni
Previous Post

Media Sosial Sebagai Pasar Promosi

Next Post

Revolusi Generasi X / Y / Z / Alfa

Next Post
Revolusi Generasi X / Y / Z / Alfa

Revolusi Generasi X / Y / Z / Alfa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Macam-Macam Makanan Fermentasi untuk Mengurangi Radang Usus
  • Meraih Berkah Dzulhijjah: Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah serta Cara Tetap Bugar
  • Strategi Marketing 5.0: Menggabungkan AI, Empati, dan Teknologi untuk Menjangkau Konsumen Modern
  • Kisah Kain Ulos dengan Generasi Muda
  • Fenomena Tagar #KaburAjaDulu: Cermin Keresahan Generasi Muda Indonesia

Komentar Terbaru

  1. Alasan Dibalik Kewajiban Indonesia dalam Memberikan Perlindungan pada Pengungsi - Pendidikan Masa Depan mengenai Prinsip Hukum Humaniter yang Harus Diperhatikan dalam Melakukan Perang
  2. Hamba allah mengenai Deportasi Pengungsi dan Pencari Suaka dari Indonesia, Apakah Bertentangan dengan Prinsip Universal Hak Asasi Manusia dan Hukum Internasional?
  3. Media Sosial: Silaturahmi dan Lebaran - Pendidikan Masa Depan mengenai Teknologi Semakin Maju,Kita Generasi Muda Harus Apa ?
  4. Let's Recognise The Type Of Plastic Packaging You Use! mengenai Highly Sensitive Person
  5. Apakah flexing dan hedonisme sama? Mari simak penjelasannya - mengenai Metaverse Masa Depan Ekonomi Digital

Copyright © 2022 segudangilmu.com

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Pendidikan
  • Teknologi
  • Ragam
  • Ecommerce

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In