Jika bicara politik maka tidak terlepas dari karakter yang dibentuk dan dibuat oleh seseorang yang menjadikan melekat pada dirinya. Dalam politik Indonesia personal branding bisa dikatakan faktor penting dalam menarik simpatik masyarakat bahkan tidak jarang para politikus memaksa dirinya harus bisa menjadi karakter tertentu dengan tujuan mendulang suaranya atau elektabilitasnya, bahkan setiap kebijakan-kebijakan yang sangat pro dengan rakyat akan menjual dirinya juga ke masyarakat.
Untuk membranding diri bukanlah sebuah pekerjaan mudah dan memerlukan waktu yang cukup tidak bisa dengan 1-2 hari saja, tentu hal tersebut juga harus diikuti dengan profil diri yang bisa dikatakan cukup baik pula bahkan kita lihat tokoh-tokoh politik justru memulai strategi personal brandingnya dengan waktu yang cukup lama, contohnya saja saat sekarang ini menuju tahun politik di 2024. Sudah banyak bermunculan bakal calon-calon yang bakal memperebutkan kursi baik di eksekutif dan legislatif, bahkan para partai politik pun sudah mulai melakukan penjaringan bagi para pelaku politik sebagai modal untuk maju di 2024 nanti. Tentu selain materi yang kuat, para masyarakat dan partai politik juga ingin melihat sejauh mana perilaku dan kebijakan yang dibuat oleh para calon-calon tersebut untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat dan partai tersebut. Dan yang tidak kalah seru adalah ketika para politikus yang masih ada masa jabatan pun tidak mau kalah tentunya, dengan kekuasaan yang ia punya akan semakin mudah baginya untuk menguatkan branding diri dengan membuat kebijakan-kebijakan yang lebih pro kepada para masyarakat.
Branding memang sangat mempunya peran penting di dunia politik, namun kita juga berharap jangan sampai hanya untuk mengedepankan branding para pemangku jabatan terlena pada satu titik saja, tentu kepentingan masyarakat adalah yang utama baik itu yang pro dan kontra dengan seorang figur tersebut. Sistem politik yang baik itu bisa kita lihat dari kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemangku jabatan tersebut, jika hanya mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompok maka akan sulit untuk memajukan suatu daerah maupun bangsa.
Membranding diri memang perlu sebagai figur politik dan kita tidak terlalu permasalahkan hal tersebut karena memang penting bagi seorang figur politik, tapi jangan sampai menghilangkan dan melupakan esensi sebagai orang yang memiliki amanah yang jauh lebih penting. Sedangkan untuk brand image, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Jika kita hanya menonjolkan kelebihan kita saja, itu akan menimbulkan kesan yang tidak baik. Jadi, utamakanlah kekurangan kita karena dengan kekurangan itu kita dapat membuka diri untuk berbagaiinput. “Brand image is my value, how I want to be known. Fisik tidak menjadi patokan seseorang mampu atau berhasil dalam pekerjaan, tapi karakter mereka dan kemampuan untuk menempatkan diriMasalah di Indonesia terjadi bukan karena banyaknya orang jahat, tapi karena orang baik yang memilih diam dan mendiamkan. Mari belajar untuk ikut campur dan turun tangan. MF