Singkong atau ubi kayu adalah salah satu umbi-umbian yang mudah di jumpai di Indonesia. Namun, tak banyak orang yang mengetahui bahwa terdapat zat berbahaya yang terkandung di singkong atau ubi kayu yang akan kita bahas. Mari simak beritanya. Tau kah kamu, bahwa singkong atau ubi kayu merupakan tanaman yang rendah protein namun tinggi akan karbohidrat, pada singkong atau ubi kayu mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup itnggi sekitar 161 kalori, air sekitar 60%, pati 25-35%, protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat juga terdapat pada umbinya.
Hallo sobat CakaP, kembali lagi dengan berita tentang pangan hari ini.
Selain mengandung gizi dan karbohidrat sebagai sumber kalori serta mengandung beberapa senyawa yang berguna bagi tubuh singkong juga mengandung senyawa glukosida sianogenik yang bersifat toksik dan dapat membentuk asam sianida loh. Zat toksik dapat membahayakan tubuh dengan kadar kecil sekalipun.
Kadar asam siaida yang dapat menyebabkan keracunan bahkan sampai kematian berkisar 50 mg –100 mg,dan apabila dikonsumsi secara terus menerus akan memicu timbulnya masalah kesehatan serius, seperti neuropati dan kretinisme.
Menurunkan atau mengurangi kadar asam sianida dapat dilakukan dengan pencucian atau perendaman karena asam sianida akan larut dan ikut terbuang dengan air serta karna asam sianida mempunyai sifat mudah larut dan mudah menguap, Namun hanya 50% asam sianida yang dapat dikeluarkan dengan melakukan proses perendaman dan perebusanyang berulang selain itu dapat menyebabkan kadar pati dalam singkong pun menurun.
Menurut jurnal, penambahan larutan NaCl (garam dapur) yang direndam kedalam irisan singkong selama 24 jam mampu menurunkan kadar asam sianida pada singkong. Terjadinya perbedaan tekanan osmosis di dalam dan di luar bahan sehingga terjadi osmosis zat terlarut dari dalam bahan merupakan proses dari penggunaan larutan garam pada saat perendaman, konsentrasi garam akan mempengaruhi kecapatan keluarnya asam sianida maka dari itu konsentrasi larutan garam pun perlu diatur karna makin tinggi konsentrasi garam maka semakin besar perbedaan tekanan osmosis diluar dan didalam bahan yang membuat proses osmosis antara zat terlarut dan air sehingga dapat membuat asam sianida pada singkong mengalami penurunan. TA