Dulu kita dominan konsumsi minyak kelapa yg warnanya putih. Pasar memperoleh kesulitan dalam menerima minyak kelapa sawit saat bertransisi karena warnanya merah. Pasar memaksa minyak kelapa sawit untuk berubah menjadi putih seperti minyak kelapa. Maka dari itu, perusahaan menerapkan proses bleaching. Jadilah minyak bening kelapa sawit yang ada sekarang, tapi tahukah kamu, minyak makan merah juga tidak jauh berbeda dengan minyak makan bening yang memiliki sejuta manfaat? Mari simak tulisan ini.
Komponen Kecil dari Minyak Sawit Mentah
Minyak kelapa sawit mentah kaya akan komponen-komponen kecil yang memberikan kandungan nutrisi yang unik. Yang paling relevan adalah tokoferol dan tokoferol (vitamin E) dan karotenoid (a dan b-karoten).
Umumnya, industri menggunakan proses fisik untuk memurnikan minyak kelapa sawit, yang lebih disukai daripada proses kimiawi karena tingkat keasaman yang tinggi (hingga 5%) dapat menyebabkan hilangnya minyak netral yang berlebihan pada bahan baku sabun setelah penetralan alkali.
Proses fisik lebih disukai oleh industri daripada proses kimiawi karena tingkat keasaman yang tinggi (hingga 5%) dapat menyebabkan hilangnya minyak netral yang berlebihan pada bahan baku sabun setelah penetralan alkali.
Kita harus mempertimbangkan kualitas minyak mentah karena dapat sangat mempengaruhi efisiensi proses pemurnian dan kualitas produk akhir. Penurunan indeks pemutihan (bleachability index/DOBI) merupakan indikator yang baik untuk mengetahui kemampuan minyak kelapa sawit untuk dapat dimurnikan dengan baik.
Selain komoditas, terutama minyak olahan membuka pasar untuk produk baru berkualitas tinggi seperti minyak sawit emas, minyak sawit merah, sabun putih, produk fraksinasi (CBE), dll. Optimalisasi teknologi penghilangan bau dan kondisi proses untuk mempertahankan karakteristik alami secara maksimal tanpa mempengaruhi kualitas minyak kelapa sawit merupakan tantangan yang penting.
Agar dapat diterima untuk konsumsi manusia, sebagian besar minyak harus dimurnikan. Terutama, warna yang terang, rasa yang hambar dan stabilitas oksidatif yang baik. Untuk mencapai hal ini, minyak harus melalui beberapa proses.
Proses pemutihan sejauh ini merupakan proses yang paling mahal dalam penyulingan ketika mempertimbangkan biaya utilitas. Biaya yang relative tinggi dari lempung pemutihan serta kehilangan minyak di dalam tanah dan biaya pembuangan adsorben pemutihan sangat mempengaruhi biaya operasi pabrik pemutihan. Peraturan lingkungan yang kuat juga memaksa semua penyuling untuk mengurangi sebanyak mungkin aliran limbah padat karena sulit untuk diolah. Beberapa proses pemutihan telah dikembangkan selama bertahun-tahun untuk mengurangi konsumsi bleaching earth.
Pabrik minyak memproduksi minyak kelapa sawit sebagai minyak dari daging buah dengan proses perebusan, pengepresan, dan klarifikasi. Kualitas minyak mentah akan memengaruhi efisiensi dan hasil penyulingan serta kualitas produk yang diproses.
Minyak sawit mentah kaya akan komponen karotenoid (500-2000 ppm), seperti yang ditunjukkan oleh warnanya yang merah pekat. Karoten, terutama b-karoten, merupakan konstituen utamanya (sekitar 90% dari total). Minyak kelapa sawit yang berwarna terang menunjukkan kandungan karoten yang rendah dan mengindikasikan tingginya tingkat oksidasi pada minyak mentah tersebut. B-Karotenoid, terutama b-karoten, memiliki reputasi sebagai pro-vitamin A dan sangat terkait dengan pencegahan beberapa jenis kanker. Sebagian besar karotenoid dalam minyak kelapa sawit hancur selama proses penyulingan, menghasilkan produk yang berwarna terang. Penjelasan tentang berbagai metode ekstraksi dan pemulihan karotenoid dari minyak sawit mentah mencakup saponifikasi, adsorpsi, pengendapan, ekstraksi pelarut, distilasi molekuler, dan transesterifikasi. TA